Para
ulama Hanafiyah, Syafi’iyah dan Hanabilah sepakat bahwa fidyah dalam
puasa dikenakan pada orang yang tidak mampu menunaikan qodho’ puasa. Hal
ini berlaku pada orang yang sudah tua renta yang tidak mampu lagi
berpuasa, serta orang sakit yang sakitnya tidak kunjung sembuh.
Pensyariatan fidyah disebutkan dalam firman Allah Ta’ala,
“Dan
wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak
berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin” (QS.
Al Baqarah: 184).137 Ibnu ‘Abbas mengatakan, “(Yang dimaksud dalam ayat
tersebut) adalah untuk orang yang sudah sangat tua dan nenek tua, yang
tidak mampu menjalankannya, maka hendaklah mereka memberi makan setiap
hari kepada orang miskin”.138
137 Lihat Al Mawsu’ah Al Fiqhiyah, 5/117.
138 HR. Bukhari no. 4505.
139 Majmu’ Fatawa Ibnu Baz, 15/203.
140 Al Muntaqo min Fatawa Syaikh Sholih Al Fauzan, 3/140. Dinukil dari Fatwa Al Islam Sual wa Jawab no. 66886.
141 Fatawa Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts Al ‘Ilmiyyah wal Ifta’ no. 1447, 10/198.
142 Ukuran 1 sho’ sama dengan 4 mud. Satu sho’ kira-kira 3 kg. Setengah sho’ kira-kira 1½ kg.
143
Makanan yang diberi makan adalah untuk sekali makan bagi orang miskin
yang mengenyangkan mereka. Tidak mesti makanan yang diberikan untuk tiga
kali makan dalam sehari.
144 Lihat penjelasan Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin dalam Syarhul Mumthi’, 2/30-31.
Jenis dan Kadar Fidyah
Beberapa
ulama belakangan seperti Syaikh Ibnu Baz139, Syaikh Sholih Al Fauzan140
dan Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts Al ‘Ilmiyyah wal Ifta’ (Komisi Fatwa
Saudi Arabia)141 mengatakan bahwa ukuran fidyah adalah setengah sho’142
dari makanan pokok di negeri masing-masing (baik dengan kurma, beras
dan lainnya). Namun yang lebih tepat dalam masalah ini adalah
dikembalikan pada ‘urf (kebiasaan yang lazim di masyarakat). Maka kita
dianggap telah sah membayar fidyah jika telah memberi makan kepada satu
orang miskin143 untuk satu hari puasa yang kita tinggalkan.144
Fidyah Tidak Boleh Diganti Uang
Perlu
diketahui bahwa tidak boleh fidyah yang diwajibkan bagi orang yang
berat berpuasa diganti dengan uang yang senilai dengan makanan karena
dalam ayat dengan tegas dikatakan harus dengan makanan. Allah Ta’ala
berfirman (yang artinya), “Membayar fidyah dengan memberi makan pada
orang miskin.”
Cara Pembayaran Fidyah
Inti
pembayaran fidyah adalah mengganti satu hari puasa yang ditinggalkan
dengan memberi makan satu orang miskin. Namun model pembayarannya dapat
diterapkan dengan dua cara,
1.
Memasak atau membuat makanan, kemudian mengundang orang miskin sejumlah
hari-hari yang ditinggalkan selama bulan Ramadhan. Sebagaimana hal ini
dilakukan oleh Anas bin Malik ketika beliau sudah menginjak usia senja
(dan tidak sanggup berpuasa)145.
2.
Memberikan kepada orang miskin berupa makanan yang belum dimasak.
Alangkah lebih sempurna lagi jika juga diberikan sesuatu untuk dijadikan
lauk.146
145 Lihat Irwaul Gholil, 4/21-22 dengan sanad yang shahih.
146 Lihat penjelasan Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin dalam Syarhul Mumthi’, 2/22.
147 Lihat penjelasan dalam Fatawa Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts Al ‘Ilmiyyah wal Ifta’ no. 1447, 10/198.
148 Lihat Irwaul Gholil, 4/21-22 dengan sanad yang shahih.
Pemberian
ini dapat dilakukan sekaligus, misalnya membayar fidyah untuk 20 hari
disalurkan kepada 20 orang miskin atau dapat pula diberikan hanya kepada
1 orang miskin saja.
Waktu Pembayaran Fidyah
Seseorang
dapat membayar fidyah pada hari itu juga ketika dia tidak melaksanakan
puasa. Atau diakhirkan sampai hari terakhir bulan Ramadhan sebagaimana
dilakukan oleh sahabat Anas bin Malik ketika beliau telah tua148. Yang
tidak boleh dilaksanakan adalah pembayaran fidyah yang dilakukan sebelum
Ramadhan.