Selasa, 16 Mei 2017

TATA CARA PEMBAYARAN FIDYAH

Para ulama Hanafiyah, Syafi’iyah dan Hanabilah sepakat bahwa fidyah dalam puasa dikenakan pada orang yang tidak mampu menunaikan qodho’ puasa. Hal ini berlaku pada orang yang sudah tua renta yang tidak mampu lagi berpuasa, serta orang sakit yang sakitnya tidak kunjung sembuh. Pensyariatan fidyah disebutkan dalam firman Allah Ta’ala,
“Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin” (QS. Al Baqarah: 184).137 Ibnu ‘Abbas mengatakan, “(Yang dimaksud dalam ayat tersebut) adalah untuk orang yang sudah sangat tua dan nenek tua, yang tidak mampu menjalankannya, maka hendaklah mereka memberi makan setiap hari kepada orang miskin”.138
137 Lihat Al Mawsu’ah Al Fiqhiyah, 5/117.
138 HR. Bukhari no. 4505.
139 Majmu’ Fatawa Ibnu Baz, 15/203.
140 Al Muntaqo min Fatawa Syaikh Sholih Al Fauzan, 3/140. Dinukil dari Fatwa Al Islam Sual wa Jawab no. 66886.
141 Fatawa Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts Al ‘Ilmiyyah wal Ifta’ no. 1447, 10/198.
142 Ukuran 1 sho’ sama dengan 4 mud. Satu sho’ kira-kira 3 kg. Setengah sho’ kira-kira 1½ kg.
143 Makanan yang diberi makan adalah untuk sekali makan bagi orang miskin yang mengenyangkan mereka. Tidak mesti makanan yang diberikan untuk tiga kali makan dalam sehari.
144 Lihat penjelasan Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin dalam Syarhul Mumthi’, 2/30-31.
Jenis dan Kadar Fidyah
Beberapa ulama belakangan seperti Syaikh Ibnu Baz139, Syaikh Sholih Al Fauzan140 dan Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts Al ‘Ilmiyyah wal Ifta’ (Komisi Fatwa Saudi Arabia)141 mengatakan bahwa ukuran fidyah adalah setengah sho’142 dari makanan pokok di negeri masing-masing (baik dengan kurma, beras dan lainnya). Namun yang lebih tepat dalam masalah ini adalah dikembalikan pada ‘urf (kebiasaan yang lazim di masyarakat). Maka kita dianggap telah sah membayar fidyah jika telah memberi makan kepada satu orang miskin143 untuk satu hari puasa yang kita tinggalkan.144
Fidyah Tidak Boleh Diganti Uang
Perlu diketahui bahwa tidak boleh fidyah yang diwajibkan bagi orang yang berat berpuasa diganti dengan uang yang senilai dengan makanan karena dalam ayat dengan tegas dikatakan harus dengan makanan. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Membayar fidyah dengan memberi makan pada orang miskin.”
Cara Pembayaran Fidyah
Inti pembayaran fidyah adalah mengganti satu hari puasa yang ditinggalkan dengan memberi makan satu orang miskin. Namun model pembayarannya dapat diterapkan dengan dua cara,

1. Memasak atau membuat makanan, kemudian mengundang orang miskin sejumlah hari-hari yang ditinggalkan selama bulan Ramadhan. Sebagaimana hal ini dilakukan oleh Anas bin Malik ketika beliau sudah menginjak usia senja (dan tidak sanggup berpuasa)145.

2. Memberikan kepada orang miskin berupa makanan yang belum dimasak. Alangkah lebih sempurna lagi jika juga diberikan sesuatu untuk dijadikan lauk.146

145 Lihat Irwaul Gholil, 4/21-22 dengan sanad yang shahih.
146 Lihat penjelasan Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin dalam Syarhul Mumthi’, 2/22.
147 Lihat penjelasan dalam Fatawa Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts Al ‘Ilmiyyah wal Ifta’ no. 1447, 10/198.
148 Lihat Irwaul Gholil, 4/21-22 dengan sanad yang shahih.
Pemberian ini dapat dilakukan sekaligus, misalnya membayar fidyah untuk 20 hari disalurkan kepada 20 orang miskin atau dapat pula diberikan hanya kepada 1 orang miskin saja.
Waktu Pembayaran Fidyah
Seseorang dapat membayar fidyah pada hari itu juga ketika dia tidak melaksanakan puasa. Atau diakhirkan sampai hari terakhir bulan Ramadhan sebagaimana dilakukan oleh sahabat Anas bin Malik ketika beliau telah tua148. Yang tidak boleh dilaksanakan adalah pembayaran fidyah yang dilakukan sebelum Ramadhan.